LARANGAN
SHOLAT DI MASJID YANG ADA KUBURANNYA
Disusun oleh : Abu Muhammad Ma'ruf al - Bimawi
Disusun oleh : Abu Muhammad Ma'ruf al - Bimawi
Allah
Azza wa Jalla Berfirman:
(قل
إن كنتم تحبّون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم، والله غفور رحيم)
“Katakanlah
(wahai Rasulullah): “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku
(ikutilah sunnah dan petunjukku), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni
dosa-dosamu”, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali
‘Imran:31).
Imam Ibnu Katsir, sewaktu
menafsirkan ayat ini berkata: “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemberi
hukum) bagi semua orang yang mengaku mencintai Allah Azza wa Jalla, padahal dia
tidak mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka
orang tersebut (dianggap) berdusta dalam pengakuannya (mencintai Allah Azza wa
Jalla), sampai dia mau mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaan Beliau shallallahu
alaihi wasallam”. Oleh karena itulah sebagian dari para ulama ada yang
menamakan ayat ini sebagai “Ayatul Imtihan” (Ayat untuk menguji benar/tidaknya
pengakuan cinta seseorang kepada Allah Azza wa Jalla).
Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“...Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” [Al-Hasyr: 7]
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“...Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” [Al-Hasyr: 7]
Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“ما
بقي شيء يقرب من الجنة ويباعد من النار إلا وقد بين لكم”
“Tidak
ada (lagi) yang tertinggal dari (ucapan/perbuatan) yang bisa mendekatkan (kamu)
ke surga dan menjauhkan (kamu) dari neraka, kecuali semua itu telah dijelaskan
kepadamu”. Dan Beliau shallallahu alaihi wasallam juga bersabda: “Tidak ada
seorang Nabi pun (yang diutus oleh Allah Azza wa Jalla) sebelumku, kecuali
wajib baginya untuk menyampaikan kepada umatnya (semua) kebaikan yang
diketahuinya, dan memperingatkan mereka dari (semua) keburukan yang
diketahuinya”, (HSR Muslim).
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلاَّ الْمَقْبُرَةَ وَالْحَمَّامَ ».
Artinya:
“Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alihi
wasallam bersabda: “Bumi sleuruhnya adalah masjid kecuali kuburan dan kamar
mandi.” (HR. Tirmidzi no. 317, Ibnu Majah no.
745, Ad Darimi no. 1390, dan Ahmad 3: 83. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih).
Dari Abu Martsad Al Ghonawi, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُصَلُّوا إِلَى الْقُبُورِ وَلاَ تَجْلِسُوا
عَلَيْهَا
“Janganlah shalat menghadap kubur dan janganlah duduk
di atasnya” (HR. Muslim no. 972).Dari Jundab, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنْ جُنْدَبٌ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله
عليه وسلم- قَبْلَ أَنْ يَمُوتَ بِخَمْسٍ وَهُوَ يَقُولُ « ...وَإِنَّ مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُونَ قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيهِمْ
مَسَاجِدَ أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ إِنِّى أَنْهَاكُمْ عَنْ
ذَلِكَ ».
Artinya:
“Jundub radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam lima hari sebelum kematian beliau bersabda: “…Dan
sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menjadikan kuburan-kuburan para Nabi
mereka dan orang-orang shalih mereka sebagai masjid, ingatlah, janganlah kalian
menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid, sesungguhnya aku telah melarang
kalian akan hal itu.” (H.R. Muslim )
أُولَئِكَ قَوْمٌ إِذَا مَاتَ فِيهِمُ الْعَبْدُ
الصَّالِحُ – أَوِ الرَّجُلُ الصَّالِحُ – بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ،
وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ ، أُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ
“Mereka adalah kaum yang jika hamba atau orang sholeh
mati di tengah-tengah mereka, maka mereka membangun masjid di
atas kuburnya. Lantas mereka membuat gambar-gambar (orang
sholeh) tersebut. Mereka inilah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah” (HR.
Bukhari no. 434).
عنْ أَبِى
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « قَاتَلَ اللَّهُ
الْيَهُودَ اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ ».
Artinya: “Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Allah memerangi kaum Yahudi yang telah menjadikan
kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai masjid“, ( H.R. BUKHARI )
أعنَّ
عَائِشَةَ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ قَالاَ لَمَّا نَزَلَ بِرَسُولِ اللَّهِ
- صلى الله عليه وسلم - طَفِقَ يَطْرَحُ خَمِيصَةً لَهُ عَلَى وَجْهِهِ ، فَإِذَا
اغْتَمَّ بِهَا كَشَفَهَا عَنْ وَجْهِهِ ، فَقَالَ وَهْوَ كَذَلِكَ « لَعْنَةُ
اللَّهِ عَلَى الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ
مَسَاجِدَ » . يُحَذِّرُ مَا صَنَعُوا .
Artinya:
“Bahwa Aisyah dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Ketika
sakit yang diderita Rasulullah bertambah parah, beliau sering meletakkan kain
yang beliau miliki di atas wajahnya, jika merasa sesak nafasnya akibat itu,
beliau membukanya dari wajahnya, lalu dalam keadaan demikian beliau bersabda:
“Laknat Allah atas kaum Yahudi dan Nashrani yang telah menjadikan
kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai masjid.” Beliau memperingatkan dari
apa yang telah mereka perbuat.” ( H.R. BUKHARI )
عَنْ أَبِى عُبَيْدَةَ قَالَ آخِرُ مَا تَكَلَّمَ بِهِ النَّبِىُّ -صلى الله
عليه وسلم- « ...وَاعْلَمُوا أَنَّ شِرَارَ النَّاسِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا قُبُورَ
أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ ».
Artinya:
“Abu ‘Ubaidah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Perkataan Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam yang paling terakhir beliau ucapkan adalah: “Keluarkanlah kaum
Yahudi dari bumi Hijaz dan kaum Najran dari Jazirah Arab dan ketauhilah bahwa
seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang menjadikan kuburan-kuburan para
nabi mereka sebagai masjid.” (H.R. Imam Ahmad)